|
|
||||||||||||||||||
|
IZZUDDIN AL-QOSAM
Rekan muda, kali ini kita ingin memperkenalkan seorang pahlawan dari Palestina yang bernama Izzuddin Al-Qosam. Sudah pernah mendengar namanya beluum? Kalo udah, mungkin sedikit dari kita yang tahu riwayatnya ya? Karena itu, muslimmuda ingin memperkenalkan syuhada kita ini. Biar kita nggak terlalu kuper-kuper amat. Izzuddin Al-Qosam lahir tahun 1871 di Syiria. Ceritanya suatu hari ia divonis mati oleh penguasa pendududkan Perancis. Karena di Syria sudah tidak aman lagi, maka ia memilih Palestina sebagai medan jihad selanjutnya. Izzuddin al-Qosam sudah mencium makar Yahudi yang berbahaya bagi dunia Islam. Makar Yahudi itu telah dicanangkan oleh Theodore Hertzl melalui konferensi Basel di Swiss tahun 1897. Gagasan itu ialah bahwa di atas tanah mi'raj itu harus berdiri negara Israel Raya. Mula-mula rayuan Theodore Hertzl ditolak mentah-mentah oleh Sultan. "Aku tidak akan melepas tanah Palestina kepada Yahudi walaupun satu jengkal pun. Karena ia milik rakyat Palestina yang ia rebut dengan darah. Seandainya tubuhku telah terpotong-potong, baru mereka boleh menguasai tanah Palestina." Tegas Sultan. Tapi makar itu terus berjalan, bahkan makin membesar. Dengan dukungan Inggris, Prancis, dan Amerika, Yahudi secara licik masuk ke Palestina gara-gara PM Inggris Lord Balfour pada tahun 1917 menguaaskan tanah Palestina kepada Yahudi setelah wilayah itu lepas dari tangan kekhilafahan Turki. Izzuddin al-Qosam terus mengadakan kontak dengan masyarakat. Mereka disadarkan, dan dibina oleh Al-Qosam dengan ketekunan yang luar biasa yang akhirnya pada tahun 1925 berhasil dibentuk batalyon-batalyon jihad yang siap syahid membela tanah Islam Palestina. Kerja Al-Qosam sangat tertib. Beliau berhasil membangun jaringan organisasi yang solid. Beliau membagi-bagi tugas organisasinya menjadi beberapa divisi antara lain: Unit Gerilya atau unit pelatihan militer yang bertugas membentuk kelompok perlawanan dan gerilyawan untuk operasi militer yang dipimpin oleh pasukan Utsmani, Jeladat. Unit Persiapan Revolusi yang bertugas menyebarluaskan semangat revolusi untuk melawan konspirasi Zionisme serta pasukan pendudukan. Unit pendanaan yang tugasnya antara lain mengumpulkan iuran dari anggota dan menerima sumbangan untuk pembelian senjata. Unit nasehat dan propaganda yang bertugas menyebarluaskan semangat jihad dalam jiwa penduduk, kalangan mahasiswa, aktifis masjid, serta mengajarkan masalah-malasalah agama. Unit politik yang bertugas menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh politik Arab untuk menyatukan barisan. Di sampin itu unit ini juga bertugas memantaudan memata-matai gerakan Yahudi dan pasukan Inggris serta rencana-rencana rahasia mereka. Unit kegiatan massa bertugas ikut serta dalam aksi-aksi demonstrasi. Unit keluarga tahanan yang bertugas mengupayakan kontak dengan anggota yang tertawan serta berdiri di samping keluarga syuhada pada saat pecah revolusi. Sedangkan Syeikh Izzuddin al-Qosam sendiri adalah pimpinan revolusi. Beliau memberikan bimbingan pelajaran dan mengawasi persiapan yang dilakukan para ppasukan Inggris dengan berondongan peluru. Tiga puluh lima demonstran syahid pada saat itu. Puluhan lainnya luka-luka. Kemudian Izzuddin al-Qosam memutuskan untuk memulai revolusi. Seluruh pasukannya disiapkan di sekitar pegunungan. Malam-malam menjelang pertarungan, semua pasukan Izzuddin melaksanakan salah tahajud, bermunajat kepada Allah agar diberi kekuatan. Pertempuran pecah dengan pasukan Inggris, setelah salah seorang tentara Inggris berhasil ditembak mati pasukan Izzuddin. Inggris mengerahkan pasukan besar-besaran didukung persenjataan berat dan pesawat tempur menggempur pasukan Izzuddin. Pertarungan tak seimbang terjadi. Ratusan pasukan Izzuddin syahbid. Izzuddin al-Qosam terus terdesak dan bertahan di Yabut menghadapi gempuran Inggris. Bersama sebelas rekan-rekannya mereka diminta Inggris untuk menyerah. Tapi apa kata Izzuddin? "Kami tidak akan pernah menyerah." "Biarlah kita mati sebagai syuhada." Teriak Izzuddin kepada teman-temannya. Gempuran Inggris pun berhasil merobek-robek jasad renta itu. Peletak dasar jihad Palestina itu akhirnya gugur sebagai syuhada.
Disadur dari majalah saksi no 06 Thn II
Materi Ceramah Umum
BANYAK JALAN MENUJU UKHUWAH
Jika
ada Rahmat Allah yang sangat indah, itulah ukhuwah. Karena sesungguhnya
ukhuwah hanya diberikan kepada umat Islam dan tidak diberikan kepada
umat lain. Begitu kuatnya jalinan ukhuwah hingga ia menembus hubungan
yang lain yang tidak sesuai dengan prinsip ukhuwah, sekalipun itu
hubungan darah. Kedudukannya adalah sesuatu yang mutlak, tidak bisa
tidak. Ia merupakan ikatan yang tercipta karena keimanan yang melahirkan
kasih sayang, kecintaan, kemuliaan, rasa saling percaya, tolong
menolong dan kerelaan berkorban untuk yang lain. Tidak hanya itu,
Allah banyak memberikan kemuliaan tersendiri. Jika ada sebuah kedudukan
di sisi Allah yang oleh para nabi dan syuhada inginkan, itu tidak
lain adalah kedudukan orang-orang yang berkasih sayang karena Allah. Ukhuwah bukan hal yang serta merta ada. Kalau ujung ukhuwah itu adalah sebuah kemanisan, ada tahap-tahap yang harus dilalui untuk merasakan kelezatannya. Harus ada interaksi yang kemudian akan membuat saling kenal. Saling kenal ini akan melahirkan saling paham. Interaksi dan memahami apa dan siapa. Tentunya berinteraksi dengan Islam, umat Islam dan permasalahannya. Dari sini timbul ikatan hati yang kuat yang melahirkan kekuatan untuk saling tolong menolong, saling menanggung beban yang lain, dan terakhir adalah kekuatan untuk saling berkorban mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingannya sendiri. Jadi, bukanlah tahapan yang sulit untuk merajut ukhuwah. Namun ternyata hanya sedikit yang sanggup merealisasikannya, mengapa? Yang pertama, masih banyak yang menganggap jalinan persaudaraan karena darah lebih utama dari jalinan atas dasar akidah. Apalagi saat sekarang persaudaraan tidak lebih karena kepentingan-kepentingan tertentu. Persaudaraan karena sekadar balas jasa, merasa berhutang budi atau yang lainnya. Pemahaman ini tentunya sedikit-sedikit harus dihapus. Kedua, wawasan kita telah terkungkung oleh paradigma yang sempit tentang ukhuwah. Bagaimana sesungguhnya dapat merealisasikan ukhuwah?. Sebetulnya banyak hal yang dapat kita kerjakan untuk menggapai ukhuwah dengan tahapan-tahapan di atas. Banyak potensi kita yang sebetulnya adalah peluang besar. Masalahnya kita tidak mengetahuinya. Coba renungkan ritual-ritual yang biasa kita lakukan. Di setiap ibadah itu ternyata Allah selalu memberikan hikmah mulia menyangkut hubungan muamalah. Kuncinya adalah kepekaan; kehalusan perasaan yang seharusnya timbul saat melakukan ibadah tersebut dan kemudian melahirkan inovasi-inovasi yang sangat berharga untuk sebuah ukhuwah. Contoh yang sangat nyata ; ibadah puasa, zakat, atau qurban_ibadah-ibadah yang sebetulnya sarat dengan nilai-nilai ukhuwah. Yang menjadi penyakit di kalangan umat Islam, tidak sedikit yang tidak memahami hal ini secara memadai. Jadilah ibadah-ibadah mereka sekadar menggugurkan kewajiban. Tidak sedikit di antara muzakki yang tidak mau tahu untuk siapa zakatnya, bagaimana pengelolaannya, sejauh mana hasilnya?. Para pequrban juga tidak begitu peduli untuk siapa daging-daging qurban itu, bagaimana supaya manfaatnya optimal dst. Sebetulnya, ini yang dimaksud dengan proses interaksi, pemahaman kita dengan Islam, umat Islam dan permasalahan-permasalahannya seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari proses inilah yang akhirnya mendorong kita untuk memutuskan membuat yang terbaik untuk saudara kita. Itu hanya sebuah contoh, baru sebagian yang bisa kita lakukan. Semakin sering kita berinteraksi tentunya akan semakin banyak hal baru yang dapat kita sumbangkan untuk sebuah ukhuwah. Jadi, ternyata dari setiap hal yang kita lakukan, yakinlah kita bisa mengambil sebuah keputusan untuk melakukan hal terbaik yang akhirnya membuahkan ukhuwah. ***
Kejarlah Jihad Walau Sampai Ke Palestina
eramuslim - Palestina, tanah Islam yang jauh dari negeri kita, memang. Tapi tanah yang tak henti-hentinya dirundung nestapa itu, sesungguhnya memiliki akar historis yang amat dekat dengan kita, kaum Muslimin. Ia adalah tanah warisan Khalifah Umar bin Khottob, kiblat pertama umat Islam, tanah suci tempat dimi'rajkan Nabi Muhammad SAW, serta tanah kelahiran Isa putra Maryam 'alaihis salam yang sangat dimuliakan orang-orang beriman. Para ibu sholihat Palestina, telah banyak melahirkan mujahid agung, mulai dari Imam Syafi'i, Izzuddin Al Qossam, hingga Yahya Ayash (semoga Allah 'Azza wa Jalla memuliakan mereka) di tanah Islam itu. Kini tanah warisan Umar bin Khottob itu telah diluluhlantakkan tangan-tangan najis Yahudi. Pembantaian, pelenyapan rumah-rumah, pemusnahan harta benda serta sumber-sumber penghidupan, pengusiran, dan pengotoran/penghancuran rumah-rumah ibadah, bukan lagi peristiwa insidentil yang hanya terjadi sekali-dua kali dalam setahun. Tapi kisah nestapa itu telah menjadi cerita harian rakyat Palestina yang telah berlangsung 50 tahun lebih sampai detik ini! Tanah itu telah penuh darah dan luka, akibat tindakan keji gerombolan Zionis yang sampai hari ini dunia tak mampu menghentikannya. Ribuan rumah tempat berteduh, ratusan rumah-sakit dan sekolah, ribuan hektar tanah-tanah pertanian-perkebunan, ratusan masjid, serta ribuan ternak milik rakyat Palestina telah dimusnahkan secara sistematis oleh tentara agresor Israel. Jutaan orang Palestina kini hidup terlunta-lunta di negeri orang, jutaan tak punya tempat tinggal, ratusan ribu anak tak bersekolah, dan ribuan lainnya terancam mati kelaparan. Padahal kehancuran dahsyat rakyat Palestina itu masih belum memuaskan gerombolan agresor Israel, hingga mereka masih terus melancarkan agresinya di Palestina sampai hari ini. Derita Palestina, seyogyanya harus dihayati sebagai kepedihan kaum Muslimin di manapun. Derita jutaan keluarga, jutaan orang tua dan anak-anak Palestina yang tak bisa melanjutkan sekolahnya, tak boleh kita biarkan berlangsung terus-menerus. Sebab mereka adalah keluarga kita, bagian tubuh, bahkan bagian dari darah-daging kita. Karena doktrin tentang persaudaraan iman yang kita pahami, tak akan pernah berubah sampai hari kiamat: "Bahwa sesungguhnya kaum Muslimin itu satu tubuh, bila satu bagian sakit, akan dirasakan oleh tubuh seluruhnya". Menolong mereka hukumnya jelas fardu 'ain, bagi setiap mu'min, bagi setiap keluarga Muslim. Setiap kita, orang-beriman, wajib berjihad sebisa yang kita mampu untuk membebaskan Tanah Al Aqsho. Pendek kata, seluruh elemen kekuatan umat harus dikerahkan untuk melawan keganasan gerombolan Zionis Israel yang kini masih merajalela di Palestina. Khusus bagi para keluarga Muslim, sebetulnya mereka bisa secara optimal melakukan "jihad" membantu saudara-saudaranya yang tengah menanggung derita di Palestina. Jihad itu bisa bermacam-macam bentuknya, dan dapat dihasung oleh seluruh anggota keluarga. Strategi di luar rumah misalnya, ayah dan ibu bisa menyebarkan informasi-informasi tentang sejarah Palestina, atau berbagai informasi terkini tentang apa yang tengah terjadi di Tanah Al Aqsho itu. Jadikan momentum apa saja untuk mengangkat isu Palestina sebaik dan sebijak mungkin. Entah di pertemuan-pertemuan RT, di arisan, di sekolah ketika menjemput anak, atau di obrolan-obrolan informal lainnya. Jika sosialisasi itu dapat berjalan baik, dan kesadaran tentang Palestina pada warga sekitar kita tumbuh, upaya berikutnya bisa dilakukan. Misalnya menggalang dana. Tapi yang agaknya perlu digarisbawahi, upaya sosialiasi ini tidak selamanya berjalan mulus. Banyak hambatan, misalnya sikap tak peduli alias cuek, atau sampai anti terhadap seruan kita. Sebab masyarakat atau tetangga kita, mungkin selama ini tak pernah berpikir tentang masalah-masalah umat, baik yang di dalam negeri, apalagi di negeri antah-berantah seperti Palestina. Karena itu kita kudu bersabar sesabar-sabarnya. Anak-anak kita juga bisa melakukan sosialisasi isu Palestina. Misalnya dengan membawa gambar anak-anak Palestina yang menjadi korban keganasan serdadu agresor Zionis ke sekolah. Menempel tas, tempat minum, atau tempat makan, dengan stiker Palestina. Pakaikanlah anak-anak kaos dan atribut apa saja tentang Palestina di dalam setiap kesempatan. Strategi di dalam rumah (internal), tentu harus lebih gencar. Sebab ayah-ibu bisa mewajibkan pada anak-anak mengurangi uang jajannya, untuk dialokasikan kepada dompet peduli Palestina. Perintahkanlah anak-anak membuat tabungan khusus untuk "Munashoroh Palestina". Selain itu, selama jangka waktu tertentu, sosialisasikan terus dalam keluarga, tentang gambaran penderitaan rakyat Palestina yang sedang diporakporandakan agresor Israel. Ajaklah anak-anak salat dan berdoa bersama untuk saudara-saudaranya yang ada di Palestina. Alangkah lebih baik, bila sekali waktu seluruh anggota keluarga bangun tengah malam untuk bermunajat pada Allah SWT bagi kemenangan rakyat Palestina. Ajaklah anak-anak dalam setiap kesempatan, jika mampu, menghadiri acara-acara Solidaritas Palestina. Entah itu pameran foto-foto, aksi demo, maupun acara tabligh-tabligh, seminar, dan dialog tentang Palestina. Syukur-syukur para ibu-bapa bisa melobi sekolah/guru di mana anak-anak mereka bersekolah (khusus yang masih SD atau TK), merencanakan untuk membuat pagelaran drama anak-anak tentang Palestina. Kalau usulan itu bisa gol, dan terselenggara acara yang kita maksud, dari situ panitia bisa menggalang dana Peduli Palestina. Uang infaq yang terkumpul bisa diserahkan ke lembaga-lembaga pengumpul dana Palestina yang ada. Jika sumbangan infaq Palestina itu bisa dimuat di media massa, tentu akan lebih baik. Karena bisa ditempel di majalah dinding sekolah, agar menjadi penyemangat guru maupun sekolah mengadakan acara-acara serupa di lain kesempatan. Wallahu a'lam. (sultoni)
Ada Sepuluh Perkara yang tidak bermanfaat sama sekali Pertama,Ilmu yang tidak diamalkan .Kedua, Amal yang tidak ikhlas. Ketiga , Harta yang tidak dipersembahkan untuk akherat. Keempat, Hati yang tidak mencintai Allah. Kelima, Badan yang tidak taat an patuh kepadaNya.Kenam,Kecintaan yang tidak diridhoi ALLAH dan mendekatkan dirikepadaNya.Ketujuh, Waktu yang terbuang yang tidak digunakan untuk mengetahui ALLAH dan mendekatkan diri kepadaNYA.Kedelapan, pemikiran yang berputar putar pada yang tidak bermanfaat. Kesembilan,Pengabdian yang tidak mendekatkan diri kepadaNya dan tidak mendatangkan kemashalatan bagi dunia. Kesepuluh, rasa takut dan berharap kepada orang lain. Padahal nasibnya di tangan Allah .Kita tidak sendiri tidak memilikii diri , bahaya , kematian dan kehidupan kecuali dengan Izin Allah
[Home] [sejarah] [Kegiatan] [Agenda] [risalah] [AD-ART] [Organisasi] [Links] [Gallery]
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|